ANALISIS DATA SPASIAL UNTUK MENENTUKAN LOKASI OPTIMAL FASILITAS PEMADAM KEBAKARAN MENGGUNAKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI-KRITERIA (STUDI KASUS KECAMATAN TAMBORA, JAKARTA BARAT)
Kata Kunci:
SIG, MCDA, AHP, Pemadam kebakaran, Lokasi Optimal, Tambora, KebakaranAbstrak
Kecamatan Tambora sebagai kawasan padat penduduk di Jakarta Barat memiliki kerentanan tinggi terhadap bahaya kebakaran. Densitas bangunan yang tinggi, akses jalan sempit, dan keterbatasan fasilitas pemadam kebakaran yang ada menimbulkan risiko signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi optimal untuk penempatan pos pemadam kebakaran baru di Kecamatan Tambora dengan memanfaatkan integrasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Pengambilan Keputusan Multi-Kriteria (MCDA). Metode yang digunakan adalah Weighted Overlay, dimana lima kriteria spasial (kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, jarak dari jalan, jarak dari fasilitas existing, dan jarak dari titik kebakaran historis) dinilai dan dibobot berdasarkan tingkat kepentingannya menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil pembobotan AHP menempatkan kepadatan penduduk (bobot 0,35) dan kepadatan bangunan (0,25) sebagai kriteria terpenting. Hasil analisis overlay menghasilkan peta kesesuaian lahan yang mengklasifikasikan 11,5% (0,55 km²) dari total wilayah studi sebagai zona "sangat sesuai" untuk lokasi pos pemadam baru. Wilayah tersebut terkonsentrasi di Kelurahan Roa Malaka dan sebagian Kelurahan Tambora, yang dicirikan oleh akumulasi faktor risiko tinggi dan keterbatasan akses ke layanan existing. Temuan ini menunjukkan adanya celah cakupan layanan di wilayah tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan integratif SIG-MCDA merupakan alat yang powerful dan efektif untuk perencanaan tata ruang dan pengambilan keputusan strategis dalam penanggulangan bencana kebakaran, serta merekomendasikan pemerintah untuk memprioritaskan pembangunan fasilitas baru di zona yang telah teridentifikasi.
Unduhan
Referensi
Badan Informasi Geospasial (BIG). (2023). Peta RBI Skala 1:5.000. Diakses dari https://tanahair.indonesia.go.id
BPS Kota Administrasi Jakarta Barat. (2023). Kecamatan Tambora dalam Angka 2023. Jakarta: BPS.
Chang, K. (2019). Introduction to Geographic Information Systems (9th ed.). McGraw-Hill Education.
Erdogan, S., Şahin, T., & Özkan, A. (2015). A GIS-Based Multi-Criteria Decision Analysis for Fire Station Location Planning: A Case Study of Istanbul, Turkey. International Journal of Applied Engineering Research, 10(5), 13263-13276.
Firdaus, A. (2022). Analisis Faktor Penyebab Kebakaran Permukiman Padat Penduduk di DKI Jakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 17(1), 45-56.
Malczewski, J. (1999). GIS and Multicriteria Decision Analysis. John Wiley & Sons.
National Fire Protection Association (NFPA). (2022). NFPA 1710: Standard for the Organization and Deployment of Fire Suppression Operations, Emergency Medical Operations, and Special Operations to the Public by Career Fire Departments. Quincy, MA: NFPA.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2023). Laporan Tahunan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Tahun 2022. Jakarta: Pemprov DKI.
Pratama, A. S., Laksono, D. T., & Wahyudi, A. (2021). Pemetaan Sebaran dan Analisis Cakupan Layanan Pemadam Kebakaran di Kota Surabaya Menggunakan Metode Network Analyst. Jurnal Teknik ITS, 10(2), E95-E101.
Saaty, T. L. (1980). The Analytic Hierarchy Process. McGraw-Hill.
Zavadskas, E. K., Turskis, Z., & Kildienė, S. (2014). State of Art Surveys of Overviews on MCDM/MADM Methods. Technological and Economic Development of Economy, 20(1), 165-179.
Arifin, L. S., & Nurmandi, A. (2020). Sistem Informasi Geografis untuk Penentuan Lokasi Evakuasi Bencana Kebakaran di Kawasan Permukiman Padat. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Kebijakan Publik, 13(2), 123-140.
Damayanti, R., & Suryanto, W. (2019). Analisis Penentuan Lokasi Pemadam Kebakaran dengan Metode AHP dan Sistem Informasi Geografis di Kota Semarang. Jurnal Geodesi dan Penginderaan Jauh, 16(1), 45-54.
Hidayat, R., & Sari, D. P. (2021). Optimasi Penempatan Fasilitas Kesehatan Darurat dengan Integrasi Metode AHP dan Network Analysis pada GIS. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 8(4), 789-798.
Kurniawan, F., & Pratomo, D. (2018). Pemodelan Spasial Risiko Kebakaran Permukiman di Kota Bandung Menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi. Jurnal Planologi, 15(2), 112-125.
Setyawan, D., & Utomo, C. (2022). Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Infrastruktur Publik dengan Pendekatan Multi-Kriteria: Studi Kasus Tempat Pelelangan Ikan. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, 19(1), 67-78.
Yulianto, B., & Saptono, S. (2019). Penerapan Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah Pesisir. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 7(3), 201-215.
Carver, S. J. (1991). Integrating multi-criteria evaluation with geographical information systems. International Journal of Geographical Information Systems, 5(3), 321-339.
Farahani, R. Z., SteadieSeifi, M., & Asgari, N. (2010). Multiple criteria facility location problems: A survey. Applied Mathematical Modelling, 34(7), 1689-1709.
Ghobadi, M., Ahmadipari, M., & Nasiri, H. (2018). Spatial optimization of fire stations locations by integrating GIS and multi-criteria decision analysis: a case study of Tehran, Iran. Journal of Ambient Intelligence and Humanized Computing, 9(5), 1621-1630.
Ho, W., Xu, X., & Dey, P. K. (2010). Multi-criteria decision making approaches for supplier evaluation and selection: A literature review. European Journal of Operational Research, 202(1), 16-24.
Murray, A. T. (2013). Optimising the spatial location of urban fire stations. Fire Safety Journal, 62, 64-71.
Saaty, T. L., & Vargas, L. G. (2012). Models, methods, concepts & applications of the analytic hierarchy process (Vol. 175). Springer Science & Business Media.